BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terkadang, penjahit sangat dibutuhkan oleh manusia-manusia yang ada didunia ini. Meskipun pada era globalisasi ini kita dapat dengan mudah menemukan pakaian-pakaian yang sudah jadi, tapi jauh lebih puas apabila kita membuat pakaian-pakaian tersebut di penjahit, karena kita bisa berkompromi dengan penjahit tersebut untuk membuat pakaian itu sesuai dengan keinginan kita.
Maka tak heran bila sampai saat ini penjahit masih menjamur di beberapa belahan dunia dan negara. Bahkan di kota-kota besarpun kita masih banyak menjumpai penjahit, baik penjahit partai besar ataupun penjahit partai kecil.
Kebetulan di lingkungan tempat tinggal saya banyak dijumpai penjahit-penjahit partai besar dan partai kecil. Bahkan setiap pada jarak 20 meter kita bisa menemukan penjahit yang berbeda. Oleh sebab itu, saya mengangkat tema pekerjaan “Menjahit” pada penelitian saya kali ini.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko yang terjadi pada penjahit.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui persiapan dalam manajemen risiko pada pekerjaan menjahit.
2) Untuk mengetahui identifikasi dalam manajemen risiko pada pekerjaan menjahit.
3) Untuk mengetahui analisa risiko dalam manajemen risiko pada pekerjaan menjahit.
4) Untuk mengetahui evaluasi risiko dalam manajemen risiko pada pekerjaan menjahit.
5) Untuk mengetahui pengendalian risiko dalam manajemem risiko pada pekerjaan menjahit.
C. Manfa’at Penelitian
1. Bagi Penjahit sendiri
1) Dapat menjadi referensi bagi para penjahit tentang potensi bahaya kecelakaan kerja yang bisa didapat dari rutinitas bekerja sehari-hari dari yang paling sering terjadi sampai kepada kecelakaan paling berat yang mungkin dihadapi.
2) Dapat mengetahui cara pengendalian risiko guna mengurangi bahaya kecelakaan kerja.
2. Bagi penulis
1) Menambah pengetahuan tentang manajemen risiko.
2) Sebagai sarana untuk mendapatkan nilai tugas pada pelajaran K3LH :p
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Management Risiko
1. Definisi Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan aktivitas dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan dan pemantauan serta review risiko.
2. Tujuan Management Risiko
a. Meminimalkan kerugian dan meningkatkan produktifitas
b. Memotong mata rantai kejadian kerugian sehingga efeknya tidak terjadi
c. Mencegah terjadinya kerugian berupa cidera dan penyakit akibat kerja atau hubungan kerja
3. Tahapan Management Risiko
a. Persiapan
b. Analisa risiko
c. Evaluasi risiko
d. Pengendalian risiko
BAB III
MANAJEMEN RISIKO
A. Persiapan
· Ruang Lingkup Management Risiko
Management risiko dilakukan di Sen-sen Fashion, Jl. Jendral no.8 Labuhbaru timur – Pekanbaru. Merupakan salah satu usaha penjahit yang melayani partai besar maupun kecil, yang channelnya sudah sampai di Tembilahan.
· Standar penentuan Kriteria Risiko
Penentuan Risiko diambil berdasarkan persentasi angka kejadian ataupun angka prediksi kejadian frekuensi tertinggi yang sering terjadi serta tingkat keparahan kejadian melalui analisa management risiko.
· Dokumen yang terkait
a. Hasil wawancara dengan pemilik usaha dan penjahit-penjahitnya.
b. Dokumentasi foto.
c. Literature/ referensi serta hasil penelitian
B. Analisa Risiko
1. Daftar kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya pekerjaan menjahit.
Jenis Bahaya
|
Risiko
|
Konsekuensi
|
Faktor fisik
§ Pencahayaan yang terlalu terang.
§ Kurangnya ventilasi udara, ruangan pengap.
|
§ Gangguan penglihatan (visual)
§ Organ Kulit
|
§ Sakit kepala, visus, rabun, mata perih.
§ Biang keringat, Dehidrasi
|
Faktor Biologis
§ Bakteri
|
§ Saluran Pernapasan, Kulit
|
§ Alergi
|
Faktor ergonomic
§ Berdiri terlalu lama saat menggunting kain.
§ Duduk terlalu lama saat menjahit.
§ Terlalu lama menekan pedal mesin.
§ Memegang gunting sambil bekerja.
|
§ Sistem peredaran darah, otot
§ Sistem peredaran darah, pinggang
§ Sistem peredaran darah, otot
§ Blooding
|
§ Varises, peredaran darah
tidak lancar, naik betis.
§ Pegal-pegal, ambeien.
§ Saraf tegang, peredaran darah tidak lancar.
§ Anemia.
|
Faktor Psikososial
§ Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.
§ Permintaan pelanggan yang bermacam-macam.
§ Kurang baiknya komunikasi antara pelanggan dan penjahit serta penjahit dan atasan.
|
§ Stress
§ Stress
§ Stress
|
§ Mialgia, loss concentration.
§ Pusing
§ Merasa tertekan, gangguan mental.
|
Faktor Kimia
§ Pemakaian kapur kain.
§ Limbah gas dari oli mesin jahit.
|
§ Saluran pernapasan
§ Mengganggu indera penciuman, sistem saraf
|
§ Gangguan saluran pernapasan yaitu pada paru-paru, ISPA
§ Pusing
|
Kecelakaan Saat Menjahit
§ Jari ikut terjahit karena tidak konsentrasi dan kurang berhati-hati saat menjahit.
§ Membuka jahitan dengan gunting bukan dengan perdedel.
|
§ Blooding, Estetika.
§ Blooding
|
§ Anemia, meninggalkan bekas luka atau jahitan pada permukaan kulit.
§ Anemia.
|
2. Bentuk analisa semikualitatif
Tingkat Keparahan
|
Kemungkinan Terjadi
| ||||
Jarang Terjadi
(1)
|
Kurang mungkin terjadi (2)
|
Mungkin terjadi
(3)
|
Sangat Mungkin terjadi (4)
|
Hampir Pasti terjadi
(5)
| |
(1)
Tidak ada pengaruh
| |||||
(2)
Pengaruh sangat ringan
|
Pencahayaan yang terlalu terang.
(2)
|
· Limbah gas dari oli mesin jahit.
(4)
|
Kurangnya ventilasi udara, ruangan pengap.
(6)
| ||
(3)
Pengaruh ringan
|
Kurang baiknya komunikasi antara pelanggan dan penjahit serta penjahit dan atasan.
(3)
|
Terlalu lama menekan pedal mesin.
(12)
|
Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.
Permintaan pelanggan yang bermacam-macam.
(15)
| ||
(4)
Pengaruh serius
|
Jari ikut terjahit karena tidak konsentrasi dan kurang berhati-hati saat menjahit.
·
Memegang gunting saat bekerja.
(4)
|
Bakteri
(12)
|
Berdiri terlalu lama saat menggunting kain.
Duduk terlalu lama saat menjahit.
Pemakaian
kapur kain.
Membuka jahitan dengan gunting bukan dengan perdedel.
(16)
| ||
(5)
Pengaruh fatal
|
C. Evaluasi Risiko
Dari tabel analisa semikualitatif ditentukan prioritas risiko sebagai berikut:
NO.
|
HAZARD
|
SKOR
|
TAFSIRAN
|
1.
|
§ Berdiri terlalu lama saat menggunting kain.
§ Duduk terlalu lama saat menjahit.
§ Membuka jahitan dengan gunting bukan dengan perdedel.
§ Pemakain kapur kain.
|
16
|
§ Sangat mungkin terjadi
§ Pengaruh serius
|
2.
|
§ Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.
§ Permintaan pelanggan yang bermacam-macam.
|
15
|
§ Hampir pasti terjadi
§ Pengaruh ringan
|
3.
|
§ Bakteri
§ Terlalu lama menekan pedal mesin.
|
12
|
§ Mungkin terjadi
§ Pengaruh serius
|
4.
|
§ Kurangnya ventilasi udara, ruangan pengap.
|
6
|
§ Mungkin terjadi
§ Pengaruh ringan
|
5.
|
§ Limbah gas dari oli mesin jahit.
§ Jari ikut terjahit karena tidak konsentrasi dan kurang berhati-hati saat menjahit.
§ Memegang gunting saat bekerja.
|
4
|
§ Kurang mungkin terjadi
§ Pengaruh sangat ringan
|
6.
|
§ Kurang baiknya komunikasi antara pelanggan dan penjahit serta penjahit dan atasan.
|
3
|
§ Jarang terjadi
§ Pengaruh ringan
|
7.
|
§ Pencahayaan yang terlalu terang.
|
2
|
§ Jarang terjadi
§ Pengaruh sangat ringan
|
D. Pengendalian Risiko
NO.
|
HAZARD
|
PENGENDALIAN
|
1.
|
§ Berdiri terlalu lama saat menggunting kain.
§ Duduk terlalu lama saat menjahit.
§ Pemakaian kapur kain
§ Membuka jahitan dengan gunting bukan dengan perdedel.
|
§ Melatih para penjahit untuk membiasakan menggunting kain sambil duduk.
§ Memberi jeda dalam proses menjahit (tidak menjahit terus-menerus)
§ Mengganti kapur dengan alat lain yang lebih aman misalnya dengan pensil kayu.
§ Selalu menyediakan perdedel didekat penjahit bekerja untuk meminimalkan kecelakaan karna membuka jahitan dengan gunting.
|
2.
|
§ Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.
§ Permintaan pelanggan yang bermacam-macam.
|
§ Memperbanyak penjahit agar pekerjaan bisa dibagi-bagi dan akan terasa ringan.
§ Diberikan bekal ilmu psikologi secara umum dan berlatih untuk bersikap ramah terhadap pelanggan.
|
3.
|
§ Bakteri
§ Terlalu lama menekan pedal mesin.
|
§ Saat menggunting atau memilah-milah kain sebaiknya menggunakan masker.
§ Tidak bekerja terus menerus, memberikan istirahat/relaksasi untuk kaki.
|
4.
|
§ Kurangnya ventilasi udara, ruangan pengap.
|
§ Memperbanyak ventilasi udara atau jendela.
§ Menyediakan alat pendingin ruangan, sekurang-kurangnya kipas angin.
|
5.
|
§ Limbah gas dari oli mesin jahit.
§ Jari ikut terjahit karena tidak konsentrasi dan kurang berhati-hati saat menjahit.
§ Memegang gunting saat bekerja.
|
§ Memakai masker.
§ Membuka jendela agar terjadi pertukaran udara.
§ Meningkatkan konsentrasi dan menerapkan sikap hati-hati dalam bekerja.
§ Jangan terlalu standby memegang barang-barang yang tajam dan berbahaya saat bekerja.
|
6.
|
§ Kurang baiknya komunikasi antara pelanggan dan penjahit serta penjahit dan atasan.
|
§ Menjaga sikap dan sopan santun.
§ Senantiasa menjaga hubungan baik.
|
7.
|
§ Pencahayaan yang terlalu terang.
|
§ Mengurangi cahaya, bahkan lebih baik jika di siang hari tidak memakai lampu hanya memanfaatkan cahaya matahari.
|
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah diadakan penelitian, saya mendapatkan 7 tingkat risiko dari pekerjaan menjahit. Dengan analisa semi kualitatif, didapatkan skor tertinggi 16 dari maksimum 25 yang disebabkan oleh hazard faktor kimia, ergonomic dan kecelakaan saat menjahit (Berdiri terlalu lama saat menggunting kain, Duduk terlalu lama saat menjahit, Membuka jahitan dengan gunting bukan dengan perdedel, Pemakaian kapur kain) dengan tafsiran probabilitasnya sangat mungkin terjadi dan pengaruhnya serius. Kemudian skor minimal adalah 2 dari faktor fisik (Pencahayaan yang terlalu terang).
Lalu, saya menyimpulkan bahwa hazard yang terdapat pada pekerjaan menjahit tidak terlalu berbahaya apabila tidak dicari-cari. Hanya saja disini lebih dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian dalam bekerja serta waktu istirahat yang cukup.
Source and Inspirated by :
- Bapak Oan Hasanudin, MA (Guru Pembimbing Mata Pelajaran LH)
- Ibu Dra. Iswarty (Pemilik Sen-sen Fashion)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar